Menu Tutup

Bebas Bullying, Bebas Belajar

Pidato dalam Kegiatan Konferensi Anak Daerah (KONFERDA)

Tingkat Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2022

Tema: Anak Terlindungi, Manggarai Barat Sejahtera

( Pidato ini disampaikan oleh siswa kelas XI program Akuntansi dan Keuangan Lembaga atas nama Marsiena Asistri Putri)

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua, Shalom, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.

Saya Marsiena Asistri Putri, perwakilan dari SMKS Bina Mandiri, Nggorang. Berdirinya saya di panggung ini ingin menyampaikan sepatah dua kata dalam rangka memperingati hari Anak Nasional yang bertemakan Anak Terlindungi, Manggarai Barat Sejahtera.

Yang terhormat kepala Dinas PPKBPPPA Manggarai Barat,

Yang terhormat para dewan juri,

Yang saya hormati panitia penyelenggara kegiatan,

Yang saya hormati Bapak Ibu guru pendamping dari setiap sekolah yang diutus,

Yang saya hormati pula para tamu undangan, serta yang saya banggakan teman-teman peserta lomba. Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya kita bisa berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat.

Para dewan juri dan hadirin sekalian yang saya hormati. Di panggung istimewa ini, saya akan membawakan pidato yang berjudul Bebas Bullying, Bebas Belajar. Usia anak merupakan suatu babak kehidupan manusia yang sangat penting sekaligus genting. Dikatakan penting karena pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental anak sangatlah menentukan bagaimana kualitas dan kehidupannya di masa depan. Oleh karena itu, seorang anak sangat membutuhkan perlindungan dan perhatian ekstra dari orang tua dan lingkungannya. Orang tua misalnya harus benar-benar memperhatikan kehidupan anak mulai dari asupan makanannya, mengawasi pergaulannya, menjaga kesehatan mentalnya, serta yang tidak kalah penting adalah memberikan pendidikan yang layak dan aman. Sedangkan, usia genting yang dimaksud adalah pada usia anak, seorang manusia perlu benar-benar dijaga fisik dan mentalnya. Sebab, jika kesehatan fisik dan mental mengalami gangguan atau trauma, maka akan berdampak pula ketika anak memasuki usia dewasa.

Hadirin sekalian yang saya hormati, saat ini ada begitu banyak anak yang hidupnya tidak terawasi dengan baik oleh orang tua karena berbagai alasan seperti pekerjaan, karena ekonomi, atau karena adanya masalah lain dalam kehidupan rumah tangga. Anak-anak yang tidak terawasi pada akhirnya mudah untuk menjadi korban atau pun pelaku bullying.

Bullying merupakan tindakan dari seseorang atau kelompok berupa kekerasan fisik atau verbal secara terus menerus kepada seseorang atau kelompok yang dianggap lemah. Bullying saat ini menjadi isu yang sangat marak terjadi di masyarakat terutama dalam lingkungan pendidikan. Pada dunia pendidikan bullying sering dilakukan oleh seorang atau sekelompok siswa yang merasa lebih kuat kepada siswa yang kelihatan secara fisik lebih lemah. Bullying biasanya berupa tindakan kekerasan fisik dan mental seperti memukul, mengolok, atau mengejek kekurangan seseorang demi kesenangan. Korban bullying akan mengalami bagitu banyak tekanan secara fisik dan mental yang pada akhirnya akan mengganggu semangat dan kreatifitas dalam belajar. Seperti yang dilangsir dari halaman Kompas.com telah terjadi khasus perundungan (bullying) terhadap seorang siswa kelas VII SMPN. 16 kota Malang, Jawa Timur. Akibat tindakan teman-temannya, jari korban harus diamputasi. Yang lebih memperihatinkan juga adalah banyak pelaku dan korban bullying yang tidak diketahui oleh lembaga pendidikan itu sendiri apalagi oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena tidak banyak korban yang mau melaporkan atau mengadu kepada guru maupun orang tua karena mereka merasa takut dan mengalami intimidasi dari para pelaku.

Anak-anak yang terlalu lama mengalami atau menjadi korban bullying akan manjadi pribadi yang pemurung, tidak bersemangat, tidak ingin bersosialisasi, tidak percaya diri, dan bahkan kelak bisa menjadi seseorang yang sangat pemarah dan mengalami gangguan mental lainnya. Bagaimana hal ini bisa diatasi?

Persoalan bullying tentu tidak bisa serta merta kita hilangkan. Kita juga tidak mungkin menyalahkan siapa-siapa. Namun, di momentum  Hari Anak Nasional tahun 2022 ini, kami sebagai siswa dan sebagai anak tentunya sangat berharap kepada semua pihak, baik orang tua, para guru, maupun semua elemen masyarakat untuk bahu membahu mengatasi dan mencegah kebiasaan bullying di sekolah dan masyarakat. Para orang tua diharapkan dapat meningkatkan pengawasan kepada anaknya, serta memberikan edukasi yang baik dalam keluarga agar anak tidak menjadi korban atau pelaku bullying. Kemudian bagi para guru di sekolah, diharapkan juga untuk meningkatkan pengawasan pada setiap tindakan-tindakan siswa yang mengarah atau terindikasi bullying. Hendaknya di sekolah disiapkan kegiatan-kegiatan positif yang dapat menumbuhkan sikap saling menghargai, sikap saling mengerti di antara siswa, sehingga tidak ada siswa yang merasa lebih kuat dan lebih tinggi derajatnya di sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah pembinaan karakter, kegiatan ekstrakurikuler, pengembangan bakat seni dan olahraga yang semuanya dapat meningkatkan semangat kerjasama dan semangat setia kawan diantara siswa.

Dengan demikian, ketika kebiasaan bullying bisa diatasi maka sekolah akan menjadi tempat atau lingkungan yang nyaman dan bebas untuk belajar. Sekian dan terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, rahayu, om shanti shanti shanti om, semoga Tuhan memberkati kita semua.

 

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *