Menu Tutup

SMKS Bina Mandiri Mulai Terapkan Kurikulum Merdeka

SMKS Bina Mandiri Mulai Terapkan Kurikulum Merdeka

NGGORANG – Memasuki tahun ajaran 2023/224, Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) Bina Mandiri, Nggorang, Labuan Bajo, Manggarai Barat, menerapkan Kurikulum Merdeka. Penerapan kurikulum baru tersebut diharapkan meningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak makin baiknya mutu lulusan sekolah yang sudah 10 tahun berjalan. Untuk tujuan tersebut, sekolah menyelenggarakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat sekolah pada Rabu-Kamis (23-24/8/2023). Semua guru hadir dalam kegiatan tersebut. Hadir sebagai pemantik tentang Kurikulum Merdeka adalah dua pengawas sekolah menengah atas dan kejuruan dari Dinas Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Timur Bapak Floresianus Sudirman, S.Pd dan Bapak Sarifudin, S.Si.,M.Pd.

Untuk tahun ajaran 2023, Kurikulum Merdeka diterapkan di Kelas X (Fase E) di semua bidang keahlian. Nantinya, jenjang lainnya juga menerapkan kurikulum tersebut secara bertahap. Untuk diketahui SMKS Bina Mandiri memiliki tiga bidang keahlian, yakni Usaha Layanan Wisata, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, serta Akuntasi dan Keuangan Lembaga.

Pemateri Kegiatan MGMP Bapak Sarifudin, S.Si.,M.Pd dan Bapak Floresianus Sudirman, S.Pd
Pemateri Kegiatan MGMP Bapak Sarifudin, S.Si.,M.Pd dan Bapak Floresianus Sudirman, S.Pd

Bersama Bapak Sarifudin, S.Si.,M.Pd, para guru belajar hal-hal teknis terkait Kurikulum Merdeka. Topiknya, antara lain penyusunan capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, alur pembelajaran, pembuatan modul ajar. Para guru diberi kesempatan untuk menyusun perangkat tersebut. Bahkan, ada guru yang diberi kesempatan untuk mempresentasikan modul ajar yang telah disusunnya. Selain itu, para guru dibantu untuk memanfaatkan futur-fitur di platform Merdeka Mengajar.

Di sela-sela kegiatan, Bapak Floresianus Sudirman, S.Pd selaku pengawas binaan sekolah, menyatakan guru merupakan tokoh sentral implementasi Kuirikulum Merdeka. Karena itu, guru perlu dibekali pengetahuan teknis dan umum terkait kurikulum baru. “Tujuan akhirnya tentu agar peserta didik bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan menghasilkan lulusan yang bermutu,” ujarnya.

Ia juga menambahkan, Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan kepada sekolah, terutama sekolah menengah kejuruan untuk lebih banyak mempraktikkan materi belajar bersama peserta didik. Praktik ini tentu saja tidak menyita waktu belajar para peserta didik. Ia mencontohkan guru terkait bisa menugaskan para siswa untuk berbicara dengan para turis. Bila perlu para turis tersebut dibawa ke sekolah sebagai bukti pembelajaran mereka pahami dan bisa praktikan dengan baik.

Pak Flori menyatakan kegiatan ini merupakan permulaan untuk pengembangan Kurikulum Merdeka. Selanjutnya para guru menerapkannya di kelas. Diharapkan semua guru menyelesaikan modul ajar untuk satu semester ke depan pada Agustus ini. “Kerja dalam kelompok atau komunitas diharapkan terus dikembangkan karena Kurikulum Merdeka ini membutuhkan kolaborasi,” katanya.

Senada diutarakan Pak Sarifudin. Ia menekankan pentingnya para guru bergabung dalam komunitas. Selain di sekolah melalui MGMP, komunitas juga tersedia di platform Merdeka Mengajar. Melalui sarana tersebut para guru saling belajar untuk penyempurnaan. “Segala kesulitan bisa dibagikan di forum ini,” ujarnya.

Usai kegiatan tersebut, Paulus Popang, S.Pd sebagai Ketua Jurusan OTKP (Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran) menyatakan bahwa pelatihan secara tatap muka terkait penerapan Kurikulum Merdeka sangat bermanfaat bagi guru dan tentunya membawa dampak positif untuk pengembangan kualitas diri dan meningkatkan mutu sekolah. Ia juga menambahkan, kegiatan tersebut dapat menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan bagi peserta didik di sekolah.

Saat membuka acara MGMP, Kepala Sekolah SMKS Bina Mandiri Dionisius Rajen, S.Pd menyatakan para guru diberi bekal Kurikulum Merdeka dengan sasaran utama untuk para siswa. Ini untuk meningkatkan kompetensi peserta didik. “Semoga kegiatan ini membawa kemajuan untuk kita semua,” ujarnya saat menutup acara musyawarah.

(Videl dan Rolin)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *